Terapi Chiropractic Yang Jadi Terkenal Karena Kematian Alya
Nama terapi chiropractic belakangan banyak dibicarakan orang setelah salah satu pasien yang menjalani pengobatan itu meninggal dunia. Allya Siska Nadya (33), pada Agustus 2015 lalu menjalani terapi di klinik chiropractic di mall Pondok Indah, Jakarta Selatan. Putri mantan pejabat BUMN itu meninggal setelah terapi yang dilakukan oleh dokter asing di klinik tersebut.
Banyak yang belum mengetahui, apa sebenarnya terapi chiropratic yang tergolong pengobatan mewah karena biaya yang harus dikeluarkan pasien cukup besar untuk menjalaninya?
Chiropratic merupakan terapi untuk mengobati tulang belakang yang tidak sempurna dan mengalami gangguan. Dokter atau terapisnya hanya memakai tangan atau manual untuk mengembalikan kondisi tulang belakang pasien agar kembali normal.
Terapi ini pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat pada 1895 oleh Daniel David Palmer. Terapis akan memijat, menekuk, mengoreksi dan menekan beberapa titik bagian tubuh pasien yang mengalami gangguan tulang belakang tersebut, agar struktur tulang kembali normal.
Jika pengobatan berjalan baik maka sakit punggung akut, nyeri leher, nyeri sendi, migrain dan beberapa gangguan kesehatan lain yang terkait dengan kesalahan posisi tulang belakang itu dapat teratasi.
Karena itu chiropractors atau ahli tulang yang melakukan terapi harus benar-benar ahli dalam melakukan pengobatannya.
Harvard Health Publications menjelaskan bahwa pengobatan ini dapat juga dilakukan dengan pelatihan berjalan, duduk dan berdiri, juga terapi menggunakan laser.
Pasien harus menjalani sesi terapi selama kurang lebih 20 menit, sepekan 2-3 kali secara teratur agar kondisi kesehatannya menjadi lebih baik. Pertumbuhan tulang yang membutuhkan waktu lama menyebabkan terapi ini harus dilakukan dalam waktu lama pula.
Namun klinik chiropractic di Indonesia harus memiliki ijin dari departemen kesehatan, sehingga Anda harus jeli memilih klinik yang terpercaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar