Rabu, 17 Agustus 2016

Perbedaan Ayam Jalu/Cepat dan Ayam Pukul/Pelan Serta Perawatannya


Untuk seorang penghobi  ayam laga  mengetahui atau mengenal karakter dari ayam aduan merupakan  hal yang sangat penting diketahui, karena selain berguna untuk kepentingan pilih tanding dalam menentukan  lawan  di pertarungan  nanti,  juga berguna untuk  pemilihan   dalam  menentukan  ayam aduan  yang akan  dijadikan andalannya. Dengan berdasarkan  gaya serang   atau pola serangan dalam menghabisi  lawan  tandingannya, ayam  aduan bisa  dibedakan menjadi  dua  yaitu,  yang  pertama ayam pukul. Ayam pukul ialah ayam yang memukul  tanpa menggunakan taji/jalu. Yang  kedua yaitu ayam jalu, ayam jalu ialah ayam yang memukul dengan sekaligus menggunakan taji  ataupun jalu.  Dan juga perawatan antara ayam pukul dan ayam jalu berbeda. Nah, untuk itu tulisan kali ini guna membedakan ayam pukul dengan ayam jalu agar di dapati perawatan yang tepat. Beberapa  patokan  perbedaaan ayam pukul dengan ayam jalu sebagai berikut:

Baca juga:
6 Cara Meruncingkan, Memotong dan Mencabut Jalu/Taji Ayam Aduan
6 Kesalahan Umum Dalam Merawat Ayam Aduan

Cara kerja dan target serangan
Ayam pukul
Cara kerja  ayam pukul sedikit lambat tapi pasti, prinsipnya cenderung bertahan dan adapun target  serangan  ayam pukul  ialah  selalu mengarah  tepat  pada bagian bagian organ  vital, misalnya bagian sambungan leher, kepala, bahu, mata, teling atau bagian pundak.

Ayam jalu
Cara kerja ayam jalu menyerang dengan cepat dengan beraneka ragam teknik. Prinsipnya  cenderung menyerang dan  target serangan ayam jalu ialah sembarang  tempat , tanpa memperhatikan bagian bagian vital.
Kuallitas pukulan
Ayam pukul
Kwalitas pukul  dari ayam pukul ialah epektif,  artinya selain bobot pukulnya yang keras  dan akurat  juga  selalu mengarah tepat pada bagian organ vital  lawan. Akurasi pukulannya bagus.

Ayam  jalu
Kwalitas pukulan dari ayam jalu adalah produktif ,  artinya  selain pukulannya mampu membuat luka serius ,  juga mampu memukul dengan lebih  banyak  dari pada ayam pukul.

Efek pukulan  
Ayam pukul
Dapat  membuat  luka memar, bisa membuat lawan cacat fisik sekaligus mental, dan dapat  membuat  mati akibat  pukulan yang selalu mengarah pada bagian organ vital.

Ayam jalu
Mampu membuat luka  sobek  atau bolong ,  mampu membuat cacat fisik sekaligus mental  dan dapat  membuat  mati musuhnya  akibat kehabisan darah

Ciri-ciri fisik
Ayam pukul
Postur  tubuh   idealnya ayam  pukul  ialah padat, badan  kekar, kulit lentur juga kenyal, kondisi   tulangan tebal   dan otot  yang  besar,  selain menjadikan  ciri khas   dari  fisik   ayam pukul  juga  sekaligus  menjadi penyebab   kekuatan  dan  keakuratan dalam memukul.

Ayam jalu
Postur tubuh  idealnya ayam jalu  ialah  ringan, badan yang ramping, lentur juga kenyal  dengan kondisi  tulangan sedang dan padat di sertai bulu yang tebal. Selain menjadi ciri  fisik  ayam jalu juga  sekaligus menjadi  kemampuan  kecepatannya  disaat menyerang.

Kelebihan dan kelemahan
 
Ayam pukul
Ayam pukul  ialah ayam  yang memukul   dengan hanya  mengandalkan  pukulan  tanpa menancapkan  jalu/taji,  memukul dengan tidak menggunakan jalu/taji merupakan kekurangan  dari  ayam pukul akan tetapi   kelebihan ayam type  ini selain  bobot pukul nya yang  keras  juga  selalu memukul  musuhnya tepat pada bagian bagian  organ  vital,  sehingga sekalipun pukulan nya  tanpa di sertai jalu, namun  ayam  ini mampu  melumpuhkan musuhnya  bahkan kadang dalam sekali pukul.
Ayam jalu
Ayam  jalu  ialah ayam  yang   memukul  sekaligus menancapkan  taji  namun kelemahan atau kekurangan  pada  ayam jalu  selain pertahanan nya yang  kurang baik,   juga  pukulan yang dilakukan  ayam  jalu  tidak  selalu mengarah pada bagian vital lawan artinya  ayam jalu memukul  di sembarang tempat. Akan tetapi  kelebihan dari ayam  tipe ini selain pukulan nya mampu membuat luka serius  juga   mampu  menyerang  dengan  sangat  cepat.   Pukulan  ayam  jalu  selalu lebih  banyak  dari  musuh ayam tipe pukul,  sehingga  membuat  ayam jalu  selalu lebih  cepat  dalam  menghabisi  lawan tandingnya.

Dari ulasan di atas memang terkadang teori tersebut berbeda dengan kenyataan yang ada di lapangan. Karena saya sering menjumpai ayam yang gerakannya cepat, pukulan cepat dan banyak memukul  ternyata tidak punya jalu. Demikian juga sebaliknya, sering juga ayam yang pukulannya keras tapi jarang memukul dan  dengan gerakan pelan tapi pasti ternyata jalunya panjang. Kalau seperti ini jadianya bagaimana perawatannya yang tepat?

Sekarang begini saja, sebaiknya tipe pukulan dibedakan dari cepat dan kurang cepat, dari keras dan kurang keras. Ayam yang tipe pukul cepat biasanya bobot pukulan agak kurang. Sementara ayam yang pukulnya keras biasanya kurang cepat. Dan ada juga ayam yang pukul cepat dan keras dengan akurasi bagus,  kalau ini ayam sempurna pukulannya. Dan tentunya susah sekali mendapatkannya.

Jadi, sebelum memutuskan cara perawatannya, ada baiknya dilihat dulu karakter pukulnya. Mana yang akan di 'poles'? Apakah ke arah kecepatan, atau ke arah bobot pukulan? Demikian juga dengan solahnya. Harus diperhatikan, apakah lincah atau kalem? Solah dan pukul saling bersinergi. Jadi sudah seharusnya kedua hal ini sama-sama diperhatikan karena saling terkait.

Sebetulnya, cara perawatan pukul cepat dan pukul keras itu sama saja. Yang harus diperhatikan adalah berat tubuhnya.

Prinsipnya :

1. Semakin bertambah berat tubuh ayam, maka semakin keras pukulannya, semakin kalem solahnya dansemakin lambat gerakannya.
2. Semakin ringan berat tubuh, maka semakin cepat pukulnnya, semakin bertambah lincah solahnya dan bobot pukulan semakin berkurang.

Tapi perlu diingat juga bahwa terlalu berat, maka akan terlalu lambat. Terlalu ringan, maka kurang tenaga. Ada batasan maksimal dan minimalnya. Untuk itu, kita harus jeli melihat dimana keunggulan bakat ayam kita? Ayam yang dasarnya kalem dengan pukul keras, tidak bisa begitu saja dibuat lincah dan cepat. Ini sudah karakter dasar dan tidak bisa di ubah dengan cara apapun.

Yang harus kita lakukan adalah memaksimalkan keunggulan bakatnya. Kalau ayam kita tipikal lincah dan cepat, maka ada baiknya berat tubuh jangan dibuat terlalu berat.

Untuk perawat atau pemilik yang sangat berpengalaman, berat tubuh ayam bisa dikira-kira dengan cara sedikit mengangkatnya (berdasar feelilng). Tapi, bagaimanapun cara ini tidak bisa akurat 100%, apalagi kalau sudah memegang beberapa ayam berurutan. Orientasi feeling tangannya akan hilang.

Cara yang paling mudah adalah bisa menggunakan timbangan. Sebelum diabar, ayam ditimbang dulu dan dicatat/diingat-ingat berapa beratnya. Kalau ayam dirasa kurang lincah, ada indikasi kegemukan. Sebaliknya, kalau pukulnya terlalu ringan, maka ada indikasi beratnya kurang. 

Kemudian lakukan perubahan berat ayam berdasar analisa hasil gebrak. Kalau terlalu ringan, maka tambahkan porsi makanannya (jangan lupa olah raga). Kemudian minggu depan timbang lagi sebelum di abar. Lihat kembali hasilnya. Demikian seterusnya hingga didapat berat ayam yang ideal.

Dari pengalaman saya dan para sobat penghobi ayam laga, perbedaan berat 2,5 ons saja bisa mempengaruhi. Perbedaan 2,5 ons ini tidak akan terasa bila kita mendeteksinya hanya lewat rabaan atau pegangan.

Kalau hasil abar memuaskan, performa bagus, bobot pukul dan kecepatan dirasa cukup, misalnya berat 3,2kg maka ketika tarung nanti beratnya harus 3,2kg juga. Itulah berat idealnya (3,2kg). Masing-masing ayam memiliki berat idealnya masing-masing.

Ini hampir sama dengan petinju. Tiap petinju punya berat idealnya masing-masing. Chris John ideal utk tarung pada kelas bulu (57-60kg). Bisa saja ia naik kelas dengan menambah berat badannya. Tapi tidak ideal karena speednya akan berkurang. 

Kesimpulan: berat badan sangat menentukan keoptimalan atau kemaksimalan aksi ayam di arena, entah itu tekniknya maupun pukulannya.

Sekian, semoga bermanfaat. Salam penghobi ayam laga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar